Bangkit Kembali dengan Resiliens
- 04/08/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Bagaikan jalanan yang tidak mulus, pekerjaan tidak pernah luput dari yang namanya tantangan dan hambatan. Ada kalanya di mana seseorang tersandung dan terjatuh akibat kesalahan dan kegagalan yang mereka alami. Sayangnya, di saat ia terpuruk, waktu tidak akan berhenti untuknya. Masih terdapat segunung masalah lainnya yang perlu dilalui. Tentu, hal ini juga dapat terjadi pada anggota tim Anda. Lantas, bagaimana caranya Anda dapat membantu mereka kembali bangkit? Meningkatkan resiliensi adalah solusinya.
Resiliensi yang dimaksud dalam konteks pekerjaan adalah kemampuan seorang karyawan untuk terus beradaptasi dan berkembang dalam pekerjaannya, meskipun ketika berhadapan dengan situasi yang menantang. Ketika dihadapkan dengan suatu masalah, karyawan yang memiliki resiliensi akan belajar dari kesalahannya dan mencari cara untuk menangani masalahnya. Tidak hanya berguna dalam membantu karyawan menghadapi situasi yang dapat menyebabkan stres, resiliensi juga memiliki segudang manfaat lainnya. Menurut penelitian, karyawan dengan resiliensi bersikap lebih proaktif, seperti menyuarakan pendapatnya dan menerapkan strategi baru untuk meningkatkan proses kerja dalam organisasi. Selain itu, dengan adanya resiliensi, karyawan juga menjadi lebih kreatif dalam memecahkan sebuah masalah (Anser et al., 2020; Caniëls & Baalet, 2018).
Penasaran bagiamana Anda dapat membantu meningkatkan resiliensi anggota tim Anda? Mari simak caranya di bawah ini:
- Pahami dan dukung anggota tim Anda
Setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda dalam menangani sebuah masalah. Dengan mengetahui anggota tim Anda, Anda juga akan mengetahui bagaimana cara yang paling tepat dalam mendukung anggota tim ketika menghadapi sebuah masalah.
- Tunjukkan bahwa Anda juga seseorang yang memiliki resiliensi
Sebagai seorang leader, tentu tidak jarang ketika Anda harus beradaptasi dan mencari cara-cara baru untuk menyelesaikan sebuah masalah. Penelitian dari Eliot (2020) menyebutkan bahwa seorang leader dapat meningkatkan resiliensi anggota timnya dengan menunjukkan kepada mereka bahwa ia juga orang yang resilien.
- Buat lingkungan kerja menjadi positif
Ucapkan apresiasi Anda, dan hargai bahwa anggota tim Anda telah berjuang menghadapi suatu tantangan. Anda juga dapat memberikan reward ketika anggota tim memberikan hasil yang baik.
- Ajak anggota tim untuk melihat tantangan sebagai proses pembelajaran
Anda dapat membantu anggota tim untuk melihat bahwa tantangan dan kesalahan yang mereka buat adalah bagian dari proses pembelajaran. Ajak mereka untuk melihat bahwa kedua hal tersebut dapat digunakan sebagai batu pijakan untuk terus berkembang. Seusai menyelesaikan sebuah pekerjaan yang berat, Anda dan tim dapat melakukan sebuah sesi refleksi untuk menilai kembali apa yang sebaiknya dapat diperbaiki
Sebagai leader, sudah siapkah Anda membantu anggota tim Anda?
Referensi
Anser, M.K., Yousaf, Z., Sharif, M., Yijun, W., Majid, A. and Yasir, M. (2022), “Investigating employee creativity through employee polychronicity and employee resilience: a glimpse of nurses working in the health-care sector”, European Journal of Innovation Management, Vol. 25 No. 1, pp. 39-54. https://doi.org/10.1108/EJIM-05-2020-0176
Bardoel, E. A., Pettit, T. M., De Cieri, H., & McMillan, L. (2014). Employee resilience: An emerging challenge for HRM. Asia Pacific Journal of Human Resources, 52(3), 279–297. https://doi.org/10.1111/1744-7941.12033
Caniëls, M.C.J., Baaten, S.M.J. How a Learning-Oriented Organizational Climate is Linked to Different Proactive Behaviors: The Role of Employee Resilience. Soc Indic Res 143, 561–577 (2019). https://doi.org/10.1007/s11205-018-1996-y
Eliot, J. L. (2020). Resilient Leadership: The Impact of a Servant Leader on the Resilience of their Followers. Advances in Developing Human Resources, 22(4), 404–418. https://doi.org/10.1177/1523422320945237
Tonkin, K., Malinen, S., Näswall, K., & Kuntz, J. C. (2018). Building employee resilience through wellbeing in organizations. Human Resource Development Quarterly, 29(2), 107–124. doi:10.1002/hrdq.21306