Kubik Leadership

Bunga Mekar Di Lembah Kematian

Bunga Mekar Di Lembah Kematian

Bunga Mekar Di Lembah Kematian

 

Kubik Leadership / Innovate For Impact

Ini bukan kisah fiktif yang biasa Anda baca di majalah wanita. Ini adalah kisah nyata saya, Anda dan banyak orang lain di sekitar kita. Kalau Anda pernah merasa tidak cukup kreatif atau tidak cukup punya potensi untuk menghasilkan karya-karya besar, sebaiknya Anda meneruskan membaca.

Death Valley atau lembah kematian adalah sebuah gurun yang terletak di timur negara bagian California, Amerika Serikat. Death Valley dikenal sebagai tempat paling panas dan paling kering di dunia. Di musim panas, suhu disana mencapai 56,7 derajat celcius. Lembah dengan tingkat elevasi 86 meter dibawah permukaan laut ini jarang sekali terjadi hujan.

Karena kondisi itulah mengapa hampir tidak ada tumbuhan yang bisa hidup di Death Valley. Dari kondisi itulah lembah ini mendapatkan namanya, lembah kematian.

Kemudian sesuatu yang tidak terduga terjadi di pertengahan bulan Oktober 2004.

Hujan tumpah di Death Valley. Tidak banyak, hanya 1,5 inchi saja. Tapi jika mengingat bahwa total curah hujan sepanjang tahun di Death Valley adalah 2 inchi, maka hujan di bulan Oktober itu merupakan sesuatu yang luar biasa.

Apa yang terjadi kemudian?

Empat bulan setelah hujan deras itu, tepatnya di musim semi 2005, sebuah keajaiban terjadi. Jutaan bunga bermekaran menyelimuti lembah kematian, menciptakan sebuah pemandangan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Van Valkenburg, seorang warga yang tinggal di Death Valley mengatakan, “Selama 25 tahun saya melihat beberapa bunga mekar disini. Saat itu saya pikir saya telah melihat keajaiban. Hari ini saya tidak percaya apa yang saya lihat disini.”

Fenomena yang dikenal dengan ‘Super Bloom’ itu menarik puluhan ribu wisatawan yang datang dari seluruh penjuru Amerika Serikat untuk menyaksikan keajaiban di Death Valley.

Lembah kematian sesungguhnya tidak benar-benar mati. Tanpa banyak orang sadari, jutaan bibit bersemayam di bawah tanah dan dibalik bebatuan. Mereka hidup, namun bersembunyi. Mereka menanti untuk diberi kesempatan bersemi dan tumbuh.

Demikian juga dengan kita manusia.

Seberapapun kita menganggap seseorang itu kering tak berpotensi, sesungguhnya di dalam dirinya terdapat banyak benih-benih kehebatan. Hanya sayangnya benih-benih itu tersembunyi. Tenggelam oleh ketidakpercayaan diri, atau oleh lingkungan yang tidak memberikan ruang padanya untuk muncul.

Tidak ada anak yang bodoh. Tidak ada individu yang tidak kreatif. Semua orang terlahir jenius dengan wujud kejeniusannya sendiri-sendiri. “Jika Anda mengukur kehebatan seekor ikan melalui kemampuannya memanjat pohon, maka ia akan menjalani seluruh hidupnya berpikir bahwa ia bodoh”, begitu kata Einstein.

Selama hampir dua puluh tahun menjadi trainer, mentor dan coach, saya berinteraksi dengan puluhan ribu orang. Sebagian dari mereka diberi cap KW3 oleh manajemen perusahaan dimana mereka bekerja, baik karena prestasi mereka yang rendah maupun perilaku mereka yang kurang berkenan.

Namun jujur saya mengatakan bahwa banyak diantara mereka yang bisa membuat saya berdecak kagum.

Mungkin mereka bukan orang paling cerdas di perusahaan itu, namun daya pengaruh mereka bisa membuat mereka memiliki banyak pengikut. Mungkin mereka bukan paling disiplin (atau bahkan memang tidak disiplin) namun daya imajinasi mereka mampu menerawang hal-hal yang tidak terpikirkan oleh manajemen.

Jika Anda memilih untuk melihat cukup jeli, maka Anda akan menemukan kejeniusan di setiap orang. Dan jika Anda memutuskan untuk memberi ruang pada kejeniusannya untuk bersemi, kemudian menyiraminya secara telaten dengan arah dan dorongan, maka Anda akan melihat keajaiban.

Saya telah melihat keajaiban-keajaiban itu berulang kali pada orang-orang di sekitar saya.

Saya melihatnya pada diri Anda.

Mungkin keajaiban itu belum tumbuh dan bermekaran saat ini. Namun bibitnya sudah jelas berjejer menanti untuk disiram.

Jangan menunggu hujan lebat datang. Karena mungkin ia tidak akan pernah datang dengan sendirinya.

Ciptakan hujan lebat Anda sendiri. Atau cari dan undang hujan lebat itu.

Masuklah dalam komunitas yang tepat. Undang guru yang siap menantang Anda. Saatnya suluk pada orang yang bisa jadi mentor Anda. Kemudian tantang diri Anda sendiri. Tetapkan target yang tinggi, and go all the way.

Anda mungkin akan gagal pada kesempatan pertama, kedua, ketiga, bahkan lebih. That’s OK. Karena hujan rintik-rintik tidak akan membuat subur lembah kematian. Tahukah Anda, hujan deras bulan Oktober di Death Valley yang saya ceritakan diatas itu mengakibatkan banjir dan merusak banyak properti disana?

Menyakitkan. Merepotkan. Namun diperlukan.

Maka jika Anda ingin melihat keajaiban dalam hidup, karir atau bisnis Anda,

mulailah dengan percaya.

Percaya bahwa Allah Swt telah menanamkan bibit keajaiban dalam diri Anda.

Kemudian datangkan hujan lebat. Hadapi apapun yang terjadi.

Belajar darinya. Perbaiki. Hadapi lagi.

Belajar lagi. Perbaiki. Hadapi lagi.

Di penghujung tahun 2017 ini, bertekadlah untuk tidak lagi mau melihat diri Anda yang sama dengan yang Anda lihat sepanjang tahun ini.

Mengawali tahun 2018 nanti, bertekadlah untuk membuat keajaiban. Dalam hidup maupun karir dan bisnis Anda.

Jika Anda terlalu malas melakukannya untuk diri Anda sendiri, maka lakukanlah untuk anak-anak Anda, pasangan hidup Anda, dan orang tua Anda.

Mereka pantas mendapatkannya. Mereka telah lama menantinya.

Dan mereka yakin Anda bisa.

 

Indrawan Nugroho
Business Innovation Consultant
Corporate Innovation Asia
www.cias.co



Leave a Reply

Jawab Hitungan Ini :
5 + 4 = ?
Reload

Open whatsapp
1
Klik Chat Disini
Kubik Leadership Whatsapp
Salam SuksesMulia,

Terima kasih telah mengunjungi Kubik Leadership - HR partners specializing in Leadership and Personal Development.

Ada yang bisa kami bantu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda?

klik icon whatsapp dibawah ini.