Manusia Vs Mesin, Siapa Yang Akan Menang ?
- 23/10/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Leadership Insight
Kubik Leadership / Innovate For Impact, Februari 2018
Di jalanan sibuk ibukota, beberapa mobil berjalan sendiri tanpa seorangpun yang duduk di bangku pengemudi. Paket pesanan dari berbagai negara sampai ke alamat tujuan dengan pesawat tanpa awak. Di berbagai hotel, semua tamu dilayani oleh robot yang hilir mudik beroperasi.
Anda tidak sedang menyaksikan adegan film science fiction. Ya, fenomena ini bukan cuma khayalan semata. Anda akan segera mengalami dan merasakannya sendiri dalam waktu dekat.
Fenomena ini dinamakan Second Machine Age.
Jika di abad ke-18 tenaga manusia digantikan oleh mesin lewat Revolusi Industri, maka pada Second Machine Age ini manusia akan tergantikan dari segi intelektualitasnya. Bahkan mesin yang disebut dengan Artificial Intelligence ini bisa mengalahkan Grand Master Kasparov dalam sebuah pertandingan catur. Sungguh luar biasa bukan?
Coba pikirkan lagi. Mesin bisa mengalahkan manusia paling hebat sekalipun di bidangnya, lalu bagaimana nasib manusia yang skillnya biasa-biasa saja?
Ini yang perlu dicermati para manager HRD di perusahaan. Second Machine Age akan membuat kesenjangan antara karyawan dengan high skill dan low skill semakin nyata. Perusahaan yang tidak peka dengan teknologi terkini akan semakin ditinggalkan para pesaingnya.
Seperti dikatakan George Westerman dalam buku Leading Digital: Turning Technology Into Business Transformation: “Revenue perusahaan yang masuk dalam kelompok digital masters 9% lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain yang bergerak di bidang industri yang sama, dan profitnya 26% lebih tinggi dari rata-rata industrinya.”
Lantas, apa solusinya?
Satu-satunya cara, untuk meningkatkan profit, produktivitas dan performa secara signifikan, perusahaan harus mampu menjadi digital master.
Masih bersumber dari buku Leading Digital: Turning Technology Into Business Transformation, ada 4 kategori perusahaan dengan pendekatan sumber daya manusia dilihat dari kemampuan digital dan leadership mereka.
- BEGINNERS : mereka sama sekali tidak update dan tidak mahir menggunakan teknologi
- CONSERVATIVES : mereka unggul dari sisi leadership namun kurang mahir dalam teknologi
- FASHIONISTAS : mereka terampil dan selalu update dengan teknologi namun tidak bisa mengaplikasikan kemampuannya tersebut dalam pekerjaan
- DIGITAL MASTERS : mereka mampu mengelaborasi digital sebagai budaya perusahaan hingga pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja secara keseluruhan
Nah, termasuk kategori yang manakah perusahaan Anda?
Jika masih dalam kategori BEGINNERS, CONSERVATIVES, atau FASHIONISTAS, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan bagi para pemimpin perusahaan. Ada skema pelatihan yang dapat membantu para pemimpin agar lebih agile menghadapi perubahan yang terjadi terus-menerus dan begitu cepat, seperti yang dimiliki Kubik Leadership.
Karena kami yakin, setiap manusia punya potensi luar biasa yang masih bisa digali melebihi kecerdasan buatan yang paradoksnya, juga dibuat sendiri oleh manusia.
Namun, jangan pernah mencoba mengalahkan mesin, pelajarilah teknologi terbaru yang ada saat ini dan bekerjalah dengan mereka.
Manfaatkan kejeniusannya demi mendongkrak revenue perusahaan Anda.
Terakhir, kami ucapkan selamat berlomba menjadi DIGITAL MASTER :)
Informasi training, coaching dan consulting: hubungi 021-781-3030 atau 082-111-999-022
Subscribe Inspirasi Leadership Jamil Azzaini di Youtube Channel Kubik Leadership