Memaksimalkan Potensi Terbaik Karyawan dengan Coaching (Resume Kelas Revoleader)
- 13/09/2016
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: News Category
Berikut hasil diskusi Fauzi Rachmanto (Master Coach Kubik) dengan peserta kelas Revoleader pada tanggal 9 September 2016:
Ingin sedikit sharing concern yang sedang kita hadapi bersama selama menjalani peran sebagai Trainer dan Coach di Kubik Group. Sebenarnya concern ini sudah lama teramati, termasuk pada saat saya sering bertemu dengan pengusaha dari seluruh penjuru Indonesia, selama bergiat di Komunitas TDA.
Apa concern itu?
Sebuah fenomena yang oleh lembaga DDI dalam sebuah risetnya disebut sebagai “Leadership Readiness Gap” yaitu kesenjangan antara potensi seorang kader pemimpin perusahaan dengan kesiapannya untuk memimpin.
Fenomena diatas ditunjukkan antara lain dengan: Perusahaan pada skala korporasi, yang hari ini mengalami hambatan dalam kaderisasi pemimpin puncak. Dimana kader pemimpin yang telah lama disiapkan di level menengah, ternyata tidak siap jika harus menduduki posisi puncak perusahaan saat ini.
Ini curhatan nyata dari para pimpinan puncak perusahaan yang saya temui. Mereka lama mengkader calon pimpinan, namun saatnya tiba para kader tadi harus duduk di pucuk pimpinan, mereka tidak siap, bahkan ada yang menolak.
Apa hanya terjadi di korporasi? Ternyata tidak.
Para pemimpin bisnis pada perusahaan level SME/ UKM juga banyak yang kesulitan mendapatkan kader pemimpin untuk mengisi jabatan pada level puncak dan manajerial, sehingga ownernya terus terjebak untuk menjadi pengelola perusahaan. Inilah yang disebut “readiness gap” tadi.
Para kader pemimpin tadi sebenarnya hebat-hebat dan potensial, namun tidak siap.
Ada petinggi perusahaan yang curhat sama saya, bahwa kader pemimpinnya dulu lahir dan tumbuh saat perusahaan sedang masa-masa “emas”. Harga produknya tinggi, cari pembeli mudah. Saat harus jadi pucuk pimpinan situasi berubah… Jreng jreng… Gak siap lah mereka.
Bahkan perusahaan-perusahaan tech startup yang “kekinian” itu menurut info beberapa sahabat saya yang menjadi pelakunya, mengalami sendiri. Leadersnya tumbuh saat diguyur dana dari Venture Capital, saat guyuran dana mulai berhenti mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Maka beberapa startup yang kemaren meroket itu saya dengar mulai kesulitan cash dan leadersnya banyak yang kebingungan untuk langkah berikutnya.
Nah, pertanyaannya…
Apa pemicu ini semua? Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh?