Menjadi Pemimpin itu Menyenangkan
- 25/08/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Oleh Jamil Azzaini, Direktur Kubik Group
Di tahun 2016 ini, saya berkeliling ke berbagai perusahaan memberikan pembekalan kepada para leader dari level supervisor hingga direksi. Ternyata, selama saya berinteraksi dengan mereka saya menemukan fakta bahwa diantara para pemimpin tersebut ada yang pada awalnya tidak bersedia dan tidak siap menjadi pemimpin.
Sama seperti saya, pada awalnya saya juga tidak bersedia menjadi CEO atau Direktur di Kubik. Saya selalu menghindar dan berusaha agar para owner atau komisaris tidak memilih atau menunjuk saya. Dalam proses penghindaran itu, saya merenung “mengapa saya selalu menghindar? Atau mengapa saya harus menjadi CEO padahal saya sudah sangat menikmati kehidupan saya?
Setelah melakukan perenungan dan pencarian akhirnya saya sampai pada ketetapan “oke, saya siap menjadi CEO.” Apa perenungannya sehingga saya sampai pada ketetapan tersebut. Ada banyak alasan sehingga saya menerima amanah yang sangat menantang tersebut. Beberapa diantaranya, pertama, amanah itu akan membantu mempercepat tercapainya visi hidup saya.
Perlu Anda ketahui, salah satu visi hidup saya adalah memiliki 10.000 kader yang berprofesi sebagai trainer, entrepreneur dan leader. Untuk mengkader trainer, saya sudah punya akademi trainer. Untuk melahirkan dan membesarkan entreprenur saya sudah punya komunitas pengusaha. Sementara untuk melahirkan leader saya belum punya institusi yang bisa membantu mempercepat tercapainya visi tersebut. Kubik sebagai institusi yang memang sudah lama dan ahli berkecimpung di dunia leadership adalah pilihan yang tepat.
Alasan kedua, saya perlu meningkatkan rasa syukur saya dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang saya miliki untuk lebih banyak menghasilkan karya. Latar belakang pendidikan, pengalaman, relasi dan investasi sosial lain yang sudah saya bangun perlu dioptimalkan untuk lebih banyak menebar manfaat melalui Kubik. Mengungkit keberhasilan bagi banyak orang.
Ketiga, melatih sabar. Memegang amanah yang menantang, pastilah banyak cobaan dan hal-hal baru yang mengasah kesabaran. Saya ingin, kualitas sabar saya meningkat. Saya ingin, saya semakin terlatih untuk semakin sabar menghadapi berbagai persoalan maupun tantangan.
Karena tiga alasan utama inilah akhirnya saya bersedia menjadi CEO Kubik. Apabila saya tidak menemukan alasan yang kuat, pastilah saya tidak mau menjadi pemimpin. Jangan menjadi pemimpin hanya karena SK, pengangkatan, dan keterpaksaan. Segera temukan alasan yang kuat agar kita bisa memimpin dengan menyenangkan. Mau?
Informasi training, coaching dan consulting: hubungi 021-781-3030 atau 082-111-999-022
Subscribe Video Motivasi Jamil Azzaini di Youtube Channel Kubik Leadership
Bener banget boss…
Posisi pemimpin akan menyenangka kalo mampu melahirkan pemimpin baru…
*mupeng