Kubik Leadership

Monday Knowledge: 8 Akibat Menetapkan Target Terlalu Tinggi

Monday Knowledge: 8 Akibat Menetapkan Target Terlalu Tinggi

 

 

MK 19 11 18

Kubik Leadership / Lead For Impact

Salah satu dari tujuh masalah leadership terbesar saat ini adalah lack of alignment. Demikian disampaikan dalam situs CEO Coaching International. Sebagai pemimpin, kita ingin mencapai target dengan memaksimalkan potensi tim kita. Namun bagaimana bila target dipandang ketinggian (baca: kurang realistis) sementara tim merasa tidak sanggup mengejarnya?

Seperti apa target yang sering kali dipandang kurang realistis oleh tim? Biasanya tak jauh dari deadline yang singkat, kenaikan yang berkali-kali lipat dari target sebelumnya, atau meminta tim menyelesaikan proyek dengan tim dan budget yang terbatas. Sebagai pemimpin, Anda punya niat baik. Hasil yang diraih tim bisa menjadi lebih tinggi dengan target yang menantang. Tapi perusahaan konsultasi worldwide Robert Half menunjukkan efek negatif bila tantangan pada target yang Anda tetapkan berlebihan.

Dalam jangka pendek, besar kemungkinan terjadi missed delivery dates, tim tidak menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Reduced work quality, untuk mengejar ekspektasi, tim bisa jadi terpaksa mempercepat proses kerja, mengurangi atau menghilangkan beberapa tahapannya, serta tidak teliti. Ini dapat mengakibatkan timbul kesalahan atau kualitas hasil yang buruk.

Overrunning cost, anda bisa terkejut mendapati besarnya biaya yang keluar, termasuk yang tidak terduga, karena tim melakukan segala cara untuk memenuhi ekspektasi, meski tidak efisien. Increase in absenteeism. Tim mulai semakin sering minta izin akibat sakit yang sebenarnya berkaitan dengan stres. Kapasitas SDM yang berkurang menimbulkan tekanan semakin besar bagi tim yang masih standby.

Tidak hanya itu, perusahaan turut dapat terkena efek negatif secara jangka panjang. Low morale. Bila target terus-menerus tidak realistis, cap gagal dalam pencapaian dapat membuat tim merasa  kurang berharga, motivasi rendah, dan produktivitas menurun.

Staff may aim lower. Tim tak lagi memberikan usaha yang terbaik. Untuk apa capek-capek. Lebih baik bekerja biasa-biasa saja, supaya target tidak naik terus. Ini akan membahayakan pencapaian perusahaan di masa depan. Lose respect. Tim akhirnya kehilangan rasa hormat pada pemimpinnya karena dianggap hanya mementingkan target dan tidak mempedulikan timnya. Higher staff turnover. Pada akhirnya, tim merasa opsi yang tersisa adalah keluar dari perusahaan.

Untuk itu, kita perlu menetapkan dengan cermat, seberapa tinggi ukuran keberhasilan target. The Babington Group mengingatkan kita bahwa target yang ditetapkan terlalu rendah akan membuat motivasi rendah, bahkan menurunkan performa. Sama halnya, ketika target terlalu tinggi, tim dapat menyerah karena merasa tidak terjangkau.

Yang kita inginkan adalah meningkatkan target sampai pada satu titik yang membuat tim dapat meraih performa puncak dan merasa pencapaiannya berarti. Target ini juga mampu membuat tim bekerja bersama dan saling mendukung untuk memberikan hasilnya dan menggerakkan perusahaan untuk terus maju. Bagaimana caranya?

Linda Hill, salah seorang professor administrasi bisnis di Harvard Business School menjelaskan bahwa kuncinya adalah sebagai pemimpin, Anda turut terlibat penuh sembari turut memberi ruang yang dibutuhkan oleh tim untuk meraih sukses dari dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa prinsip yang dapat Anda ikuti untuk membuat target dan tim Anda kompak.

Pertama, hubungkan pencapaian target tim dengan pencapaian perusahaan yang lebih tinggi. Tim yang memahami perannya di dalam perusahaan, akan lebih bersemangat mencapai target. Kedua, tetapkan target bersama. Karena tim yang bertanggung jawab dalam mencapai targetnya, mereka perlu punya suara dalam menetapkannya. Minta mereka membuat draft target, kemudian diskusikan apakah target tersebut sudah cukup realistis sekaligus menantang.

Ketiga, setelah target ditetapkan, minta tim menjelaskan rencananya untuk mencapai target. Minta pula ia merinci target kedalam tahapan tugas dan objektif. Pastikan pula tim memahami resiko-resiko yang mungkin muncul dan bagaimana rencana antisipasinya. Bahas juga siapa saja pihak yang terlibat dan strategi terbaik apa untuk mempengaruhi pihak-pihak tersebut.

Terakhir, tetap menjadi orang terdepan yang memonitor kemajuan tim. Bahkan tim dengan performa terbaik tetap membutuhkan umpan balik berkelanjutan. Tanyakan pada tim Anda, model monitoring dan umpan balik seperti apa yang paling membantunya. Terutama bila tantangan ini baru atau sangat menantang baginya.

Bila Anda perhatikan, esensi dari prinsip-prinsip ini pada dasarnya adalah kebersamaan antara Leader, tim, dan organisasi. Leader menjadi mitra kesuksesan tim dalam mencapai target yang membawa kesuksesan organisasi. Untuk itu, Anda tidak dapat membiarkan antara tim dan target Anda tidak kompak. Keselarasan keduanya adalah kunci keberhasilan Anda.

Salam SuksesMulia!



Leave a Reply

Jawab Hitungan Ini :
10 - 3 = ?
Reload

Open whatsapp
1
Klik Chat Disini
Kubik Leadership Whatsapp
Salam SuksesMulia,

Terima kasih telah mengunjungi Kubik Leadership - HR partners specializing in Leadership and Personal Development.

Ada yang bisa kami bantu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda?

klik icon whatsapp dibawah ini.