- 17/11/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles

Kubik Leadership / Lead For Impact
“Apa rahasia di balik sebuah tim yang all-out?”
“Bagaimana caranya agar mereka yang saya pimpin bersedia untuk mengerahkan upaya terbaiknya?”
“Apa yang perlu saya lakukan untuk membawa tim saya terus mampu melaju, bahkan ketika situasi menjadi semakin sulit?”
Sebagai seorang leader, boleh jadi pertanyaan-pertanyaan di atas muncul menghinggapi benak Anda. Bahkan pada sejumlah leader, ketika ia berada pada situasi yang penuh dengan tekanan dan tantangan, pertanyaan-pertanyaan tadi menjadi sesuatu yang selalu muncul dan ‘menghantuinya’ dimana pun dan kapan pun ia berada. Mengapa demikian? Karena ia meyakini, bahwa ketika mereka yang dipimpinnya mampu untuk memberikan kinerja terbaiknya, maka timnya telah berada pada track untuk memetik hasil kerja yang optimal.
Lantas, apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas?
“The precious thing in life require something in exchange (Kubik Leadership)”.
Untuk mendapatkan setiap hal di dalam hidup ini, ada ‘harga’ yang harus kita bayar. Termasuk halnya, untuk mendapatkan tim pemenang. Ada sejumlah harga yang harus siap kita bayar sebagai seorang pemimpin. Lantas, ‘berapa’ harga yang perlu kita bayar untuk bisa mendapatkan kinerja yang optimal dari mereka yang kita pimpin?
Kemarin, tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah yang jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019, umat muslim di seluruh dunia baru saja memperingati hari raya Idul Adha. Sebuah hari raya yang jika ditelisik lebih jauh ternyata menyiratkan sebuah pesan kepemimpinan yang dalam.
Seperti telah diketahui secara luas, hari raya Idul Adha ini bermula dari turunnya perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putra yang sangat dicintainya, Ismail. Meski sangatlah berat, namun ia dengan sukarela taat menjalankan perintah Allah SWT tersebut. Mengapa demikian? Karena ia menyadari, bahwa pada saat itu, mengorbankan putra tercinta adalah harga yang harus ia bayar untuk meraih sesuatu yang amat berharga, yakni keridhoan Allah SWT atasnya. Di saat yang sama, seorang Ismail pun rela mengorbankan dirinya, juga untuk meraih keridhoan Allah SWT atasnya.
Apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, telah memberikan insight kepada kita, bahwa melakukan pengorbanan adalah sebuah harga yang perlu dibayar untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Termasuk bagi seorang pemimpin. Seberapa kita sebagai seorang pemimpin bersedia untuk melakukan pengorbanan, hal tersebut ternyata terbukti berbanding lurus dengan seberapa baik kualitas performa dan interaksi mereka yang kita pimpin.
Make Sacrifice Leadership
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Scientific Research Publishing di tahun 2016 tentang Self-Sacrificial Leadership diketahui bahwa, seorang pemimpin yang bersedia melakukan pengorbanan adalah ia yang dengan sadar penuh memutuskan untuk menempatkan kepentingan pribadinya di bawah kepentingan yang lebih tinggi, serta bersedia menanggung kerugian atau risiko atas apa yang kemudian terjadi. Pemimpin yang rela berkorban juga merupakan sosok yang memiliki tanggung jawab besar terhadap urusan organisasi, menunjukkan kepedulian akan kebutuhan timnya, dan juga memperhatikan kepuasan kerja tim dan organisasinya. Singkatnya, seorang pemimpin yang secara aktif rela berkorban adalah ia yang bersedia mengerahkan segenap daya upayanya, hingga mengerahkan sesuatu yang sangat berarti baginya untuk membawa tim dan organisasi yang dipimpinnya meraih keberhasilan.
Lantas apa saja dampak yang dihasilkan ketika seorang pemimpin mampu menjadi pemimpin yang bersedia berkorban? Berikut diantaranya:
1. Mendorong tim untuk mewujudkan tujuan bersama di atas kepentingan, nilai, dan target pribadi.
Action speaks louder than words. Seorang pemimpin yang menunjukkan perilaku rela berkorban terbukti mampu mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan perilaku yang sama, bahkan lebih. Dan ketika semakin banyak orang di dalam tim/organisasi melakukan hal yang sama, semakin mulus pula jalan untuk bisa mencapai performa dan produktivitas yang yang optimal.
2. Menjadi sumber energi tim di saat krisis.
Situasi krisis yang dialami oleh tim/organisasi kerap menjadi situasi yang melelahkan dan menyedot banyak energy, baik secara fisik da mental. Termasuk bagi mereka yang kita pimpin. Pada situasi ini, mereka memerlukan ‘charge’ energi untuk bisa terus melangkah dan melaju lebih jauh. Dan ketika dalam kesehariannya seorang pemimpin telah menunjukkan perilaku rela berkorban, maka ia terbukti menjadi orang yang dituju oleh anggota timnya ketika mereka memerlukan ‘charge’ energi tersebut. Hasilnya, anggota tim dapat kembali siap untuk melangkah dan menyelesaikan tantangan pekerjaan yang dihadapinya.
3. Meningkatkan kepercayaan di dalam tim.
Kepercayaan bukanlah sesuatu yang terberi begitu saja, melainkan perlu diupayakan. Perilaku rela berkorban yang ditampilkan oleh seorang pemimpin, ternyata bukan hanya bisa ‘menular’ di timnya, melainkan juga dapat memberikan dampak pada meningkatnya kepercayaan di dalam tim. Dan ketika kepercayaan telah hadir di dalam tim, maka akan berdampak pada interaksi dan suasana kerja yang lebih positif, sehingga dapat berujung pada kinerja yang lebih optimal.
Serta, selain tiga poin di atas, perilaku rela berkorban yang konsisten ditampilkan oleh seorang pemimpin juga ternyata dapat memberikan dampak berupa meningkatnya loyalitas anggota tim, munculnya perilaku saling membantu dan mendukung diantara anggota tim, dan juga berdampak pada peningkatan performa tim. Hmm… bagaimana kedengarannya sejauh ini? Sounds so tempting, right?
So, untuk segera bisa merasakan dampak-dampak di atas, sebagai pemimpin mari kita mulai dengan melihat dan mengecek ke dalam diri. Renungkanlah dan jawablah secara jujur secara berurut tiga pertanyaan di bawah ini. Siap?
Pertama, dari skala 1-10, berapa angka pengorbanan yang sudah Anda lakukan untuk mereka yang Anda pimpin? Apa saja perilaku-perilaku yang sudah Anda tunjukkan?
Kedua, Seberapa Anda bersedia untuk memberikan pengorbanan lebih kepada mereka, dibandingkan dengan yang saat ini sudah Anda lakukan?
Ketiga, apa perilaku konkrit rela berkorban yang siap Anda lakukan hari ini kepada mereka yang Anda pimpin?
Bagaimana, Anda sudah menemukan jawabannya?
Selamat bertumbuh,
Salam SuksesMulia!