Monday Knowledge: Jadilah Agile, Maksimalkan Kepemimpinan Anda!
- 11/11/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Anda seorang pemimpin? Pernah merasa stres? Jika tidak, selamat. Anda berhasil mengelola emosi Anda, atau.. mungkin saat ini stress belum menghinggapi. Namun kecemasan, tidak tenang, gelisah, kelelahan dan tidak antusias melaksanakan fungsi Anda sebagai pemimpin adalah kondisi yang dihadapi sehari hari. Hasil kerja pun tidak maksimal.
Sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh Greg Tatton- Brown dari online Casumo.com telah menemukan fakta bahwa jutaan orang Inggris terbebani oleh tekanan kerja yang semakin lama semakin tinggi, jadwal sosial yang sibuk, dan kekhawatiran finansial. Pekerjaan adalah sumber stres yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari.Tugas yang selalu bertambah dan tampak tidak ada habisnya membuat pikiran kelelahan. Bahkan 22 persen penduduk Inggris berjuang dengan lembur yang harus dihadapi di kantor.
Hal ini rupanya tak hanya di alami masyarakat Inggris saja. Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa sekitar 14 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun ke atas, dengan asumsi adalah angkatan kerja- menderita gangguan mental yang ditunjukan dengan gejala depresi dan kecemasan.
Bagaimana dengan pemimpin? Potensi stress para pemimpin jauh lebih besar. Hiruk pikuk masalah yang datang silih berganti. Adanya tekanan dari atasan yang mengharuskan menjalankan hal hal yang sudah menjadi keputusan manajemen, target yang terus dinaikkan tanpa didukung dengan penyediaan sarana pendukung, pola kerja yang berubah drastis dan koordinasi antar bagian yang belum lancar, ditengah ketidaksiapan tim menerima tantangan baru dan terlalu mengandalkan pimpinannya, barulah segelintir masalah yang menerpa tanpa permisi. Banyak pemimpin yang tidak bisa melepaskan HP nya karena harus memantau pekerjaan dan koordinasi antar bagian.
Tugas pemimpin bukan hal mudah. Secara definisi pemimpin diartikan mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun, menunjukkan juga mempengaruhi. Tanggung jawabnya meliputi fisik, mental dan spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dan kepuasan tim yang terdiri dari beragam latar belakang. Apalagi pemimpin di era disrupsi ini, membutuhkan pemimpin yang agile, yang dapat mengikuti perubahan dengan cepat dan terus mencari tantangan yang lebih tinggi.
Bicara agility, bisa dipelajari dengan memahami piranti otak yang merupakan hard aspect dari manusia. Meskipun kompleks, ternyata otak memiliki mekanisme dasar sederhana yang sangat hebat. Dengan menyetel otak sesuai kebutuhan, banyak keuntungan yang di dapat. Misalnya, kita bisa dengan cepat menjinakkan ledakan ledakan emosi yang berasal dari limbik. Kita juga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Otak dibentuk oleh pengalaman hidup sejak kecil hingga dewasa, yang terkumpul dari ratusan bahkan ribuan interaksi yang pernah dijalani. Pengalaman itu dicerna dan di simpan dalam memori dan menghasilkan nilai nilai yang di anut oleh setiap individu. Berdasarkan nilai nilai itulah, manusia me respon fakta. Misalnya, seorang pemimpin yang berasal dari keluarga yang memiliki pendidikan rata rata atau pengalaman terbatas, cenderung tidak berani mengambil tantangan yang lebih tinggi.
Meski demikian, kabar gembiranya, ternyata otak terus bertumbuh. Bukan ukurannya, tetapi struktur otak akan terus beradaptasi sepanjang hidup sehingga dengan intervensi yang tepat, otak akan merespon positif. Bagi para leader, yang tadinya tidak agile, masih terbuka peluang menjadi leader yang dapat menyesuaikan dengan situasi kondisi terbaru.
Berdasarkan fakta tersebut, Kubik Leadership, sebuah lembaga training, coaching dan consulting mempersembahkan produk terbarunya, Neuroleadership, sebuah pendekatan meningkatkan kemampuan para leader dalam memperbaiki dan meningkatkan potensi diri melalui keterampilan mengelola saraf otak.
Dengan tema Neuroleadership – Become Agile, Maximizing your leadership ! bersama dokter Amir Zuhdi, pakar Neuroscience dan Jamil Azzaini, inspirator SuksesMulia, dan Aisyah Yuhanida Noor juga Warsono Hadi Mulyono. Selama 2 hari peserta diajak lebih dalam memahami cara kerja otak yang berhubungan dengan mengelola emosi, menjadi fleksibel dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat Melalui metode yang menarik,peserta dapat berlatih dipandu trainer sehingga dapat dipraktekkan ditempat kerja.
Salam SuksesMulia!
#KubikLeadership
#LeadForImpact
#MondayKnowledge
#Neuroleadership
#PublicTraining