Kubik Leadership

Monday Knowledge : Kualitas Pemimpin VS Kualitas Patriotisme Tim Kerja

Monday Knowledge : Kualitas Pemimpin VS Kualitas Patriotisme Tim Kerja

Kubik Leadership / Lead For Impact

Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

(Indonesia Pusaka, karya Ismail Marzuki)

Hari sabtu lalu, tepatnya tanggal 17 Agustus 2019 bangsa Indonesia tengah memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 74 tahun. Beragam kegiatan untuk memeriahkannya dilaksanakan di banyak tempat. Di lingkungan perumahan, di lingkungan sekolah, dan bahkan di lingkungan kantor. Lagu-lagu kemerdekaan menggema dan menghadirkan rasa syukur akan kondisi bangsa yang kini secara fisik sudah merdeka dari penjajahan. Dan entah darimana asalnya, sekejap mengalir pula rasa kecintaan yang lebih kuat untuk bangsa ini. Rasa cinta yang membuat diri kita semakin ingin memberikan yang terbaik, mengerahkan segenap jiwa dan raga untuk memajukan bangsa kita tercinta, Indonesia.

Semangat patriotisme. Jika dapat disimpulkan, mungkin itulah kata yang tepat mewakili apa yang kita rasakan, khususnya ketika momen spesial seperti hari kemerdekaan datang menyapa kita. Sebuah kondisi dimana muncul motivasi diri yang tinggi, rasa kebanggaan, kesediaan diri untuk berkontribusi terbaik, dan kerendahan hati untuk bekerja sama dalam satu payung besar, Indonesia. Sebuah kondisi, yang jika ditumbuh suburkan, maka akan memberikan dampak-dampak yang positif bagi bangsa ini.

Maka sekarang, bayangkan ketika hal tersebut teraplikasikan dalam konteks yang lebih spesifik, yakni organisasi maupun tim yang kita pimpin. Tentunya, ini akan mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi iklim kerja dan produktivitas di organisasi maupun tim. Sikap bertanggungjawab, motivasi kerja yang tinggi, kesediaan untuk memberikan kinerja terbaik, dan kerendahan hati untuk memunculkan sinergi akan menjadi hal-hal yang mewarnai perjalanan kita di pekerjaan. Sebuah kondisi yang jika meminjam istilah dari Gallup, kerap kita kenal dengan julukan highly engage dalam konteks industry dan organisasi.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana caranya untuk bisa membuat organisasi maupun tim yang kita menjadi highly engage dengan tujuan besar organisasi maupun tim yang kita pimpin? Jawabannya tentu saja ada banyak faktor yang bisa memberikan pengaruh terhadap tingkat engagement tersebut. Dan salah satunya, adalah faktor yang terkait dengan kualitas kita sebagai orang yang menjadi pemimpin bagi mereka. Lantas pertanyaannya, kualitas apa yang perlu kita miliki dan konsisten tampilkan untuk bisa menghadirkan tim maupun organisasi yang highly engage?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business Review dan Tony Schwartz terhadap hampir 20.000 karyawan di banyak negara (dalam artikel Half of Employees Don’t Feel Respected by Their Bosses) menunjukkan sebuah temuan bahwa ternyata kualitas kepemimpinan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap engagement level karyawan adalah Respect, yakni sebuah kualitas yang terlihat dari sejauh mana seorang leader menampilkan perilaku menghargai mereka yang dipimpinnya. Dan ternyata, perilaku menghargai karyawan ini terbukti lebih berdampak ketimbang perilaku memberikan rekognisi dan mengapresiasi, perilaku memberikan feedback, dan bahkan perilaku memberikan kesempatan untuk belajar dan bertumbuh.

Mereka yang mendapatkan respect dari pemimpinnya dilaporkan memiliki 56% tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi, 1,72 kali merasa lebih trust dan aman, 89% merasa lebih bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka, 92% lebih fokus dan mampu menetapkan prioritas, serta 1,26 lebih merasa bermakna dan berarti. Dilaporkan pula, bahwa mereka yang merasa dihargai oleh pemimpinnya memiliki tingkat 1,1 kali lebih tinggi untuk menetap di perusahaan tempatnya bekerja, ketimbang mereka yang merasa tidak dihargai oleh pemimpinnya.

Puncaknya, level perilaku menghargai karyawan ini terbukti berbanding lurus dengan engagement level karyawan. Karyawan yang mendapatkan respect dari pemimpinnya dilaporkan memiliki engagement level 55% lebih tinggi daripada mereka yang tidak dihargai oleh pemimpinnya.

Meski sayangnya, penelitian tersebut juga mengungkap hasil bahwa, pada faktanya lebih setengah dari karyawan (54%) mengklaim bahwa mereka tidak merasa dihargai atasannya. Hal ini tentunya sangat beresiko. Karena ketika seorang pemimpin menunjukkan perilaku tidak menghargai, hal ini dapat mengantarkan pada menurunnya engagement level, tingkat turnover yang lebih tinggi, produktivitas dan fokus yang lebih rendah, dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan karyawan.

Hmm, sebuah temuan yang menarik sekaligus menggelitik. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita selama ini dalam memperlakukan mereka yang kita pimpin. Sudahkah mereka merasakan bahwa kita menghargai mereka dan apa-apa yang telah mereka lakukan? Sudahkah mereka merasakan bahwa kita adalah pemimpin yang layak untuk mereka hormati, mereka percayai, dan dan mereka anggap tepat untuk mereka labuhkan kontribusi terbaik dari dirinya? Adakah semangat patriotisme itu layak dihadirkan oleh mereka?

Salam bertumbuh!

Salam Merdeka!

Salam SuksesMulia!92



Leave a Reply

Jawab Hitungan Ini :
7 - 4 = ?
Reload

Open whatsapp
1
Klik Chat Disini
Kubik Leadership Whatsapp
Salam SuksesMulia,

Terima kasih telah mengunjungi Kubik Leadership - HR partners specializing in Leadership and Personal Development.

Ada yang bisa kami bantu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda?

klik icon whatsapp dibawah ini.