Pemimpin Jangan Makan Gaji Buta
- 26/10/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Kubik Leadership / Innovate For Impact
Istilah makan gaji buta saya dapatkan ketika saya mulai bekerja senagai CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) tahun 1992. Pimpinan saya ketika itu berkata “Jangan pernah makan gaji buta, gak pernah bekerja tetapi dapat gaji setiap bulannya.” Sekarang, definisi gaji buta yang saya pahami bukan hanya itu, seseorang yang kualitas pekerjaannya lebih rendah dibandingkan gajinya bisa termasuk makan gaji buta.
Misalnya, gaji orang tersebut 40 juta rupiah per bulan tetapi kualitas pekerjaannya hanya senilai 25 juta rupiah per bulan, maka selisihnya (40-25) yaitu 15 juta rupiah adalah gaji buta. Menerim gaji buta banyak kerugiannya ditinjau dari berbagai aspek. Dari kacamata agama, gaji buta adalah haram. Menerima dan memakan gaji buta, membuat hidup gelisah dan merusak di dunia serta menjerumuskan ke neraka di kehidupan akherat.
Secara ilmiah, dengan pendekatan Hukum Kekekalan Energi, memakan gaji buta akan mengundang berbagai keburukan. Apabila setiap bulan ia memakan gaji buta senilai 15 juta rupiah maka sang penerima dan pengguna akan menerima kesialan dan keburukan dengan berbagai bentuk senilai 15 juta rupiah.
Balasan kesialan yang diterima orang tersebut bisa di kantor, di rumah atau dimanapun. Balasannya sangat sempurna, pasti dan tidak tertukar. Silakan perdalam hukum kekekalan energi ini di Buku Kubik Leadership (Gramedia). Buku best seller yang kami tulis pada tahun 2005 dan sampai sekarang masih tersedia di toko buku.
Secara etika bisnis, memakan gaji buta itu menyalahi etika, termasuk perbuatan yang memalukan dan tidak layak untuk ditiru. Apabila di sebuah institusi atau perusahaan terlalu banyak orang yang memakan gaji buta maka sangatlah merugikan. Bisa berujung kepada penurunan kinerja dan kebangkrutan. Apalagi yang memakan gaji buta adalah para PIMPINAN.
Dunia berubah luar biasa, para pesaing sudah sulit diidentifikasi, kebiasaan konsumen sudah berubah, karyawan dari generasi now dan generasi old sudah saling berkompetisi, digitalisasi tumbuh dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sedikit terlambat mengantisipasi dan terlambat aksi akan berakibat fatal bagi bisnis yang kita jalani. Perkembangan situasi dan kondisi saat ini memerlukan pemimpin dengan model dan gaya yang berbeda dengan sebelumnya, kami menyebutnya EXPONENTIAL LEADER.
Dengan menjadi exponential leader, Anda terhindar dari makan gaji buta sebab kompetensi Anda bisa mengimbangi bahkan melebihi perkembangan yang terjadi. Apabila Anda enggan menjadi exponential leader maka Anda berpeluang makan gaji buta yang sangat merugikan bagi karir dan kehidupan Anda.
Mari kita hidupkan budaya malu: Pemimpin Jangan Makan Gaji Buta. Bagaimana caranya agar sebagai pemimpin Anda tidak makan gaji buta? Berlatih dan berkomitmenlah menjadi Exponential Leader saat Anda memimpin. Mau? Silakan klik
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership