- 06/12/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles

Di dalam sebuah perusahaan, sudah menjadi hal yang lumrah apabila karyawan yang kini sudah memasuki usia pensiun akan tergantikan oleh karyawan baru yang masih berusia muda, penuh gairah dan memiliki antusiasme yang tinggi dalam bekerja. Mereka itulah yang disebut sebagai generasi Y (Gen Y). Yang termasuk ke dalam kategori Gen Y adalah mereka yang lahir sekitar tahun 80-90an atau berusia sekitar 25-35 tahun. Saat ini adalah masa-masa dimana mereka sedang produktif bekerja, baik sebagai self employee ataupun menjadi bagian dari sebuah organisasi.
Perusahaan mau tidak mau harus merekrut Gen Y yang akan menggantikan Gen X terutama di level staff, karena tidak mungkin merekrut Gen X yang saat ini berusia minimal 36 tahun dan harus meniti karir lagi dari bawah. Bayangkan jika sebuah perusahaan tidak ingin merekrut Gen Y. Semua karyawannya berusia di atas 35 tahun. Dalam 5 tahun ke depan, para pendiri perusahaan (generasi baby boomers) akan pensiun, menikmati hari tua. Dalam 10-15 tahun ke depan, Gen X akan menyusul pensiun. Dan akhirnya perusahaan akan tutup karena kehabisan orang.
Perusahaan selalu membutuhkan darah segar, orang-orang muda yang enerjik dan senang mencoba sesuatu yang baru. Sudah menjadi hukum pasti bahwa generasi berikutnya akan menjadi dominan dalam sebuah perusahaan. Gen X atau baby boomers pasti akan tergantikan karena mereka akan pensiun dari pekerjaan.
Mengenai loyalitas Gen Y yang dikatakan rendah, itu adalah suatu anggapan yang keliru. Loyalitas seseorang bukan ditentukan dari lama tidaknya dia bekerja, tetapi dari seberapa banyak orang itu mencurahkan pikiran, perasaan, dan hatinya untuk mengerjakan tugasnya 100% pada saat ia berada di suatu perusahaan. Bisa saja dia berpuluh tahun bekerja di sana, namun kerjanya setengah hati, banyak membuang waktu, dan tidak pindah karena memang tidak ada perusahaan lain yang mau menerimanya. Apakah 20 tahun yang ia habiskan itu menunjukkan loyalitas?
Perusahaan juga perlu mengubah sudut pandang terkait dengan hal ini. Loyal tidak sama dengan lamanya seseorang bekerja di suatu perusahaan. Yang perlu ditanamkan pada Gen Y adalah bahwa segala sesuatunya membutuhkan proses. Tidak ada yang instan di dunia ini apalagi jika ingin bertahan lama. Menjadi expert dalam suatu hal berarti bersedia untuk menekuni dan terus mengasah kemampuan dalam bidang tersebut. Itulah yang perlu ditanamkan pada diri mereka.
Jika ingin tahu lebih jauh mengenai pengembangan SDM, Anda dapat mengikuti pelatihan coaching dari Kubik Leadership dengan menghubungi Murni di nomor berikut ini: (021) 781 3030. Salam SuksesMulia!
*Diintisarikan dari wawancara dengan salah seorang expert trainer Kubik, Ferlita Sari
Info training: follow @kubikleadership dan like Kubik Leadership