Mendengar Tapi Tidak Mendengarkan
- 22/08/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Oleh Jamil Azzaini, Direktur Kubik Group
Jalan kebahagiaan itu berlimpah. Dua hari ini, saya mendapat banyak kebahagiaan. Setidaknya ada tiga kebahagiaan utama yang saya dapatkan. Pertama, hari Senin Kubik Group mengadakan buka puasa bersama. Para trainer, coach, konsultan, fasilitator dan karyawan Kubik Group melebur menjadi satu dalam rangkaian acara yang kreatif, fun dan inspiratif. Seratus lebih orang yang hadir sangat menikmati acara itu.
Kebahagiaan kedua, Senin malam hingga menjelang subuh saya mendapat curahan ilmu yang berlimpah dari banyak guru. Walau diskusi malam hari, tak ada rasa kantuk yang menghampiri. Sungguh nikmat, berada di sekitar orang baik yang berilmu dan rendah hati. Rasa bahagia mengalahkan rasa kantuk yang biasanya datang di heningnya malam.
Kebahagiaan ketiga, selama dua hari full (Senin-Selasa) saya mengikuti pelatihan coaching di kantor saya. Pesertanya adalah para trainer, coach, konsultan, fasilitator dan para pimpinan di Kubik Group.
Tiga coach kami yaitu Fauzi Rachmanto, Andra Donatta dan Dewi Ashuro memandu kami dengan sangat baik, sehingga kami mendapat banyak pembelajaran yang sangat berkelas dan membekas. Meski Senin malam saya tidak tidur tapi hari kedua pelatihan (Selasa), saya bisa menikmati acara ini dengan penuh konsentrasi tanpa kantuk yang mengganggu.
Setiap orang, pasti mendapat banyak manfaat dari acara yang digagas Kubik Leadership Akademi ini. Saya juga mendapat banyak “tamparan” di acara ini. Salah satunya adalah ternyata selama ini saya merasa senang mendengar tetapi ternyata sesungguhnya saya belum mendengarkan.
Ada lima level mendengarkan. Level yang paling rendah adalah waiting to speak, terlihat mendengarkan tetapi sesungguhnya hanya menunggu untuk mendapat giliran bicara dan mengabaikan apa yang disampaikan pembicara. Satu tingkat berikutnya yang lebih baik adalah giving our experience. Pada level ini, sang pendengar “mendikte” lawan bicaranya dengan pengalaman dan ilmu yang dimilikinya.
Level ketiga, giving advice. Pendengar mulai aktif memberi nasehat kepada lawan bicaranya. Level keempat adalah asking for more. Di level ini, pendengar mengajukan pertanyaan susulan yang sudah disampaikan lawan bicara. Jawaban lawan bicara akan disusul dengan pertanyaan baru untuk dikembangkan.
Dan level tertinggi adalah Intuitif listening. Pendengar mengaitkan jawaban lawan bicara dengan pertanyaan yang focus kepada value lawan bicara, membuka cakrawala dan kesadaran baru. Pendengar yang benar-benar mendengar sekaligus ingin memberdayakan lawan bicaranya akan berusaha berada pada level empat dan lima.
Anda juga ingin mendengar yang benar-benar mendengarkan? Berlatihlah mendengarkan untuk bisa berada level empat dan lima, mulai sekarang. Mau?
Informasi training: hubungi 021-781-3030 atau 082-111-999-022
Subscribe Video Motivasi Jamil Azzaini di Youtube Channel Kubik Leadership