Monday Knowledge: Yang Terabaikan Dalam Perubahan
- 02/11/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Lena dan Leni, saudara kembar, yang merupakan atlit sepak takraw putri yang bergabung di timnas Indonesia pada Asian Games 2018.(Dok. Lena)
Kubik Leadership / Lead For Impact
“Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself.”
“Semua orang berpikir tentang mengubah dunia, namun tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri.”
-Leo Tolstoy
Sejak pertama kali hingga sudah berulang kali mendengar ungkapan ini, rasanya sama. Kok menohok sekali. Ada malu yang muncul ketika sadar bahwa selama ini lebih banyak geleng-geleng kepala melihat orang lain, situasi, ataupun lingkungan yang tidak baik versi sendiri. Lalu, sibuk ikut serta memberi solusi dengan komentar ‘seharusnya begini’ ‘seharusnya begitu’.
Mungkin saja kita tidak sekedar berkomentar. Bisa jadi, kita melakukan tindakan nyata karena ingin mengubah sesuatu atau seseorang. Entah itu berusaha mengubah perilaku anak yang suka melawan, atau mengubah pasangan agar lebih pengertian, atau tim agar fighting spirit-nya meningkat, atau produk supaya lebih laris, dan sebagainya.
Sayangnya, yang terjadi justru kita frustasi. Sebab apa? Seperti tidak ada yang berubah. Kita merasa sudah berjuang keras, maksimal mengeluarkan effort yang kita punya baik energi, waktu dan lainnya tapi tidak ada perubahan. Jangankan mengubah dunia, mengubah yang di sekitar kita pun terlihat sia-sia.
Sebenarnya ada cara lain yang sederhana namun seringkali terlupakan. Padahal sederhana belum tentu mudah. Sederhana memerlukan proses latihan dan praktik yang berkelanjutan. Cara apa itu? Kita lihat kembali ungkapan yang disampaikan Leo Tolstoy. Ya, beralihlah pada mengubah diri sendiri.
Kita bisa melihat si kembar Lena dan Leni, Atlet sepak takraw putri yang sukses meraih medali perunggu di ajang Asian Games 2018. Nama mereka menjadi harum karena latar belakang kehidupan mereka yang menarik. Berjuang dari titik nol hingga kini mencapai sukses sebagai atlet.
“Dari sekolah sampai SMA ikut takraw, soalnya kalau di SMA itu kalau yang ikut takraw itu pada gratis sekolahnya. Kebetulan kan pelatih juga tau ada bakat, jadi ikut takraw.” Begitu yang disampaikan Lena seperti yang dilansir di akun Youtube Kemenpora. Kehidupan Lena dan Leni sebelumnya tidak mudah. Untuk membantu orang tua yang penghasilannya tidak seberapa, mereka bekerja di sawah atau menjadi buruh cuci. Agar memiliki sepatu untuk bersekolah dan latihan takraw, mereka mengais sampah di tanggul sungai.
Lena dan Leni tidak menghabiskan waktunya untuk mengubah hal-hal di luar dirinya. Mereka tidak mengeluh pada orang tuanya agar berubah, punya penghasilan lebih tinggi. Mereka tidak pula meminta lingkungan atau pemerintah berubah, melakukan sesuatu agar mereka bisa hidup lebih enak. Yang Lena dan Leni lakukan adalah mengubah diri mereka sendiri. Bagaimana agar saya bisa meneruskan pendidikan, bagaimana agar keluarga saya bisa bertahan hidup, bagaimana agar saya bisa berpestasi.
Dengan fokus mengubah diri sendiri, Lena-Leni membuktikan bahwa mereka bisa sukses. Bahkan perubahan mereka membawa pengaruh lebih luas dari yang mereka bayangkan. Orang tua mereka dapat berhaji di tahun 2014. Kini kisah mereka menjadi inspirasi bagi begitu banyak anak muda Indonesia untuk menembus keterbatasan dan menggapai impiannya. Ternyata banyak perubahan positif terjadi berawal dari perubahan diri sendiri.
Demikian pula pada ranah organisasi bisnis dan praktek leadership. Dari riset tahunan yang dilakukannya, McKinsey yakin bahwa perubahan organisasi tidak bisa dipisahkan dengan perubahan individu. Sederhananya, usaha perubahan biasanya tersendat-sendat, sebab pelakunya abai untuk membuat perubahan fundamental di dalam dirinya sendiri.
Neil Kokemuller, seorang professor marketing turut menegaskan bahwa problematika seperti rendahnya pencapaian finansial, tidak adanya sinergi, etika kerja yang menurun, sampai dengan meroketnya pengunduran diri pada organisasi bisnis ternyata erat hubungannya dengan kepemimpinan yang tidak efektif. Ketika para Leader memulai perubahan dari dirinya sendiri, perbaikan demi perbaikan pun turut berjalan di dalam perusahaan.
Bila Al Fatih tidak menempa dirinya sedemikian kuat sejak masih sangat muda, barangkali benteng konstantinopel tidak akan pernah bisa ditaklukan. Bila Lena – Leni tidak mengubah dirinya melalui sepak takraw, barangkali Indonesia tidak berkesempatan mendapatkan medali di Asian Games 2018. Bila Handry Satriago tidak mengubah dirinya dengan mengejar karier meski berada di kursi roda sejak usia muda, barangkali Indonesia tidak punya anak bangsa yang berhasil menduduki posisi CEO di General Electric Company, salah satu perusahaan terbesar dan tertua di dunia.
Siapkah Anda bergabung dengan mereka yang sudah memiliki nama besar karena perjuanganya yang tiada henti? Barisan yang siap melakukan perubahan dari dirinya dan secara konstan terus bertumbuh, ketimbang sibuk mengkritisi hal hal di luar dirinya.
Kubik Leadership memanggil Anda para pemimpin masa akan datang melalui Kubik Leadership Public Training,” Leadership’s Highest Calling”, 24-25 September 2018. Siapkan diri Anda bertemu dengan orang orang hebat yang siap mengukir prestasi.
Informasi lebih lanjut
Bilkis (082111645316) / Alnisa (081295421914)