Peranan Coaching pada Kepemimpinan Transformational

 ” But transformational leadership ultimately becomes moral in that it raises the level of human conduct and ethical aspiration of both leader and the led, and thus it has a transforming effect on both.” James MacGregor Burns, Pulitzer Prize.

Telah menjadi trending topik dan hangat dibicarakan selama dua dekade terakhir ini bahwa konsep kepemimpinan saat ini bergeser dari  kepemimpinan Transaksional  menjadi kepemimpinan Tranformational. Maksudnya kepemimpinan akan lebih efektif dengan cara mentransformasi nilai-nilai dari pada jual beli nilai-nilai.

Konsep awal tentang Kepemimpinan Transformasional ini dikemukakan oleh  Burns dan dikembangkan ke dalam konteks organisasional oleh Bernard Bass, yang menjelaskan dimana pimpinan dan para bawahannya bersama sama berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.

Dalam hal ini, pemimpin transformasional mencoba untuk membangun kesadaran timnya membangun dan menentukan cita cita yang besar dan moralitas yang tinggi sesuai dengan ‘values’ mereka. Dengan begitu, tim akan  selalu termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi untuk mencapai sasaran organisasi.

Yang menarik dari konsep ini pemimpin tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang bertugas untuk memberikan visi gerakan dan kemudian mendiseminasikan kepada timnya, pemimpin justru menjadi interpreter (penerjemah) visi bersama para anggotanya untuk di transformasikan dalam bentuk kerja nyata kolektif yang mutual.

Ada empat kunci utama seorang pemimpin dalam menerapkan kepemimpinan transformational kepada timnya. Pemimpin dituntut untuk mampu membangun kedekatan hubungan (Enggagement), memberikan tantangan untuk selalu naik kelas (encourage), meningkatkan motivasi (Energizing) dan memberikan ruang dan kepercayaan kepada tim (empowering)

Dalam membangun kedekatan, Kharisma dan menjadi role model merupakan bagian yang sangat penting dalam kepemimpinan Transformational.  Namun keduanya  tidak cukup untuk melakukan proses transformasi. Pemimpin perlu memberikan tantangan untuk berinovasi dan mencapai performa atau prestasi yang tertinggi dengan melatih dan memberikan dukungan motivasi kepada timnya. Yang paling menonjol  pemimpin transformasional mesti membagi dan  memberikan kekuasaan sesuai dengan kapasitas kewenangan masing-masing, memberdayakan dan melakukan kegiatan mentoring kepada bawahan.

Hanya jika kita lihat lebih dalam, Selain pada proses mambangun kedekatan hubungan melui kepemimpinan karismatik dan menjadi role model. Pada tiga kunci lainnya yaitu memberikan tantangan inovasi, tantangan mencapai prestasi tertinggi dan pendelegasian tugas tidak cukup hanya dengan Training, Mentoring serta Visioning dengan memberi inspirasi dan motivasi, tetapi dengan menerapkan Coaching treatment tersebut diatas akan menjadi jauh lebih berhasil guna.

Dapat kita simpulkan,  Training – Coaching, Visioning – Coaching dan Mentoring – Coaching menjadi perpaduan yang lengkap dalam membangun tim yang loyal dan patuh, tetapi dapat bekerja dengan lebih optimal.

Karena Coaching merupakan bentuk kemitraan dengan anggota tim di dalam proses yang memprovokasi pikiran dan kreativitas untuk menginspirasi mereka memaksimalkan potensi baik secara personal maupun profesional.

Artinya, solusi untuk tim bukan diperoleh dari instruksi, evaluasi, atau nasihat dari pemimpinnya, melainkan  temuan dari anggota tim itu sendiri. Meskipun tim yang bertanggung jawab untuk menemukan dan menjalankan solusinya sendiri, peran pemimpin amatlah penting. Ia harus bertanggung jawab memastikan proses dalam sesi coaching berjalan sesuai kaidah yang tepat agar mampu memfasilitasi anggota tim  menemukan solusi.

Akhirnya untuk mewujudkan kepemimpinan  efektif yang mentransformasi nilai-nilai diatas, COACHING adalah salah satu treatment yang tepat digunakan pemimpin dalam terwujudnya transformasi  anggota tim.

Jadi,  SIAPKAH ANDA?

Atok R Aryanto

People Development Coach