Tidak Semua Nasehat Harus Dilakukan
- 23/08/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Oleh Jamil Azzaini, Direktur Kubik Group
Ada yang “curhat” dengan saya “pak saya mengikuti nasehat orang sukses tetapi hidup saya malah berantakan.” Kemudian saya bertanya “memang apa nasehat orang itu?” orang itu segera menjawab “saya diminta segera keluar kerja dan menjadi pengusaha. Ternyata semua usaha saya bangkrut. Menjadi pengusaha itu ternyata tidak semudah seperti yang diceritakan orang itu. Saat hidup saya berantakan orang itu cuek saja dan merasa tidak bersalah.”
Ada juga yang “curhat” ke saya “mas saya mengikuti nasehat ustadz di kampung tapi masalah tidak juga tuntas justeru semakin besar. Saya punya hutang banyak, kemudian saya diminta jual mobil. Hasil penjualan harus disedekahkan semua agar hutang lunas. Setelah saya lakukan ternyata hutang bukannya lunas justeru bertambah banyak. Piye iki? (bagaimana ini?)
Sesungguhnya yang tahu diri Anda adalah Anda sendiri bukan orang sukses, ustadz atau orang pintar sekalipun. Saat Anda “curhat” kepada orang lain pasti yang diceritakan kepada orang lain hanya sebagian kecil dari perjalanan hidup yang sudah Anda jalani. Saat memberi nasehat tentu pengetahuan orang itu tentang diri Anda tidak utuh, sehingga boleh jadi nasehat menjadi salah alamat dan menjerumuskan hidup Anda.
Yang menentukan hidup Anda adalah diri Anda sendiri. Bertangungjawablah atas semua pilihan dan tindakan yang Anda lakukan. Nasehat dari orang lain itu adalah rujukan yang menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Nasehat orang lain jangan Anda jadikan sabda atau titah yang seolah-olah “wajib” Anda kerjakan. Bila Anda tidak menjalankan merasa bersalah dan berdosa.
Menjadi pengusaha juga memerlukan mindset, nyali, ilmu dan komunitas yang pas. Sangat semberono dan terburu-buru bila Anda baru mendengar atau ikut training entrepreneur satu kali langsung mengambil keputusan keluar dari pekerjaan tetap Anda. Ingat, buru-buru itu pekerjaan setan. Renungkanlah, dengarkanlah nasehat, pertimbangkanlah, berdiskusilah dengan orang-orang yang Anda cintai kemudian putuskanlah. Saat Anda sudah memutuskan itu berarti Anda mengambil tanggungjawab, bila suatu saat ada masalah Anda tak boleh melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain.
Sedekah juga perbuatan baik dan sangat dianjurkan. Tetapi Anda juga harus punya ilmunya saat melakukannya. Ketahuilah, membayar hutang yang jatuh tempo itu wajib sementara sedekah kepada orang lain itu sunah. Tidak boleh yang wajib dikalahkan dengan yang sunah. Berbuatlah dengan ilmu bukan ikut-ikutan atau asal berbuat baik.
Kita semua perlu nasehat, tetapi yang tahu persis diri kita adalah diri kita sendiri. Dengarkanlah nasehat orang lain, bila tepat dengan hidup Anda kerjakanlah segera. Namun bila tidak tepat dengan hidup Anda, simpanlah menjadi ilmu yang boleh jadi suatu saat Anda gunakan. Anda lah yang bertanggungjawab atas hidup Anda bukan si pemberi nasehat.
Informasi training, coaching dan consulting: hubungi 021-781-3030 atau 082-111-999-022
Subscribe Video Motivasi Jamil Azzaini di Youtube Channel Kubik Leadership