Monday Knowledge: Retensi dan Loyalitas Tidak Cukup, Segera Lakukan Hal Lain Atau Perusahaan Anda Akan Punah!
- 06/11/2022
- Posted by: Kubik Leadership
- Category: Articles
Kubik Leadership / Lead For Impact
Banyak Leader yang menyamakan retensi dan loyalitas. Sama-sama menjaga tim agar tetap berada di dalam perusahaan. Nyatanya keduanya berbeda. Retensi artinya mempertahankan tim. Eve Ash, seorang psikolog di dalam tulisannya memaparkan bahwa pendapatan yang bagus adalah satu alasan utama yang membuat tim bertahan.
Pertanyaannya, apakah karyawan bertahan saja cukup? Bagaimana kalau ia bertahan dengan performa yang stagnan atau bahkan menurun. Bagaimana kalau ia bekerja sekedarnya saja sebagai rutinitas sehari-hari tanpa peduli apa kabar dengan perusahaan? Itulah mengapa kita membutuhkan loyalitas karyawan. Komitmen kuat untuk memberikan yang terbaik.
Mungkin ada Leader yang bangga karena banyak anggota timnya punya masa kerja panjang tanpa usaha mempertahankannya. “Ah saya tidak pakai cara macem-macem, buktinya mereka bertahan. Memang mereka butuh pekerjaan ini kok” Hati-hati, sekedar bertahan karena tidak ada pilihan lain (sejauh ini), sangat berbahaya.
Tim ini bisa jadi sebetulnya disengaged. “Kalau ada kesempatan keluar dengan tawaran yang lebih baik, saya pasti pergi. Wong saya juga tidak dikembangkan sama sekali kok. Tidak dipedulikan. Tapi sekarang belum ada tawaran, jadi yasudahlah.” Kesehariannya tanpa karya, tapi justru lebih banyak mengeluhkan segala hal di dalam perusahaan. Bahkan menularkan keluhannya pada orang lain, sehingga semakin banyak yang ikut-ikutan tidak puas bekerja.
Lalu apa yang terjadi pada perusahaan? Bila tim hanya diharapkan tetap tinggal tanpa reward dan upaya pengembangan sama sekali. Sementara perusahaan juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang berarti. Sampai kapan perusahaan akan bertahan?
Kita dapat menggunakan kesimpulan dari analisa data yang dilakukan Jeffalytics. “If you’re not growing, you are dying.” Jika Anda tidak berkembang, maka Anda menuju kepunahan. Berdasarkan Jeffalytics, setiap perusahaan merekrut orang, diharapkan ada pertumbuhan revenue setidaknya pada tahun kedua. Apa yang terjadi bila ekspektasi itu tidak terpenuhi? Apalagi kalau ternyata revenue justru menurun.
Perusahaan harus mengambil keputusan di antara pilihan-pilihan sulit. Apakah perusahaan akhirnya mengurangi jumlah karyawan agar seimbang dengan kebutuhan bisnis? Apakah perusahaan mempertahankan karyawan dengan menurunkan target profit yang direncanakan? Apakah perusahaan merekrut tim sales baru untuk mencoba meningkatkan revenue? Apakah perusahaan mencari pinjaman dana agar bisnis mereka tetap bisa jalan?
Ketika kinerja tim sudah tidak optimal, perusahaan pun tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, maka menjalankan pilihan-pilihan di atas pun belum tentu membantu. Resiko terbesar pada akhirnya adalah pemilik perusahaan harus merelakan bisnisnya bangkrut.
Bila Anda adalah Leader yang ingin memastikan tim Anda betah dan loyal, maka berikan mereka berlimpah alasan untuk menikmati apa yang mereka kerjakan dan dengan siapa mereka bekerja. Berikan arahan dan tantangan, dampingi, berikan reward yang pantas, ciptakan kultur positif dan prestasi perusahaan yang membanggakan.
Survey yang dilakukan oleh High Ground memberikan bukti menarik tentang karyawan yang sangat loyal dibandingkan dengan yang tidak. Yang sangat loyal ternyata 2 kali lipat tetap bertahan di dalam perusahaan, 2 kali lipat membantu rekannya meski tidak diminta, 3 kali lipat melakukan sesuatu yang baik untuk perusahaan secara tak terduga, dan 5 kali lipat bersedia merekomendasikan teman atau kenalan untuk ikut bekerja di perusahaan.
Menjaga loyalitas tim adalah satu hal penting untuk menjaga perusahaan dari ancaman kepunahan. Tapi masih ada faktor-faktor lain yang turut berpengaruh agar perusahaan sukses dan terus berkembang. Survey yang dilakukan Bill Gross dalam Legendary Men terhadap lebih dari 200 perusahaan menemukan 5 faktor penting yang berperan di dalam kesuksesan bisnis.
Pertama adalah ide-ide yang terus relevan dan dibutuhkan pasar. Kedua seperti yang sudah kita bahas panjang adalah tim yang solid dan berdedikasi. Ketiga, business model yang meberikan arahan jelas bagaimana meraih revenue melalui pencapaian goal-goal terukur. Keempat adalah funding (pembiayaan). Dengan funding yang kuat, maka operasional perusahaan pun menjadi jauh lebih baik. Namun ternyata ada yang tetap gagal meski punya dana yang memadai. Kenapa? Karena tidak memperhatikan faktor kelima berikut ini.
Timing (waktu). Kapan timing yang tepat agar energi tidak habis edukasi market karena rilis terlalu cepat, namun juga tidak terlambat sampai kehilangan market. Ketika bisnis memasuki pasar di timing yang tepat, maka ia akan meraih kesuksesan besar.
Fokuslah kepada kelima faktor, agar perusahaan jauh dari punah dan dekat dengan sukses!
Salam SuksesMulia!